VOGELFLEIOFC Telegram 2210
#STORYCCRomance, Slice of life, Drama, Comedy
Continuation of www.tgoop.com/VOGELFLEIOFC/2190
cr: @VOGELFLEIOFC
.
.
Ini jahat. Tapi Lendra adalah tuna netra, jadi kalau dia hanya berjalan biasa dan melewatinya, dia tidak akan menyadari kalau dia lewat kan? Tentu, harusnya begitu.

Hala benar-benar hendak berjalan melewati Lendra, sampai sapaan lelaki itu memutus niatnya untuk berjalan lurus.

"Hala? Rumahnya lewat sini?" Tanya Lendra sembari mengubah arah hadapnya, menghadap Hala.
Yang ditanya hanya tersenyum kikuk, dan mengiyakan pertanyaan Lendra.

"Teman barunya Lendra ya?" Suara pria dewasa menyela pembicaraan kedua anak beda gender itu.

"Oh, iya, Pa. Ini Hala. Barusan bertemu di dekat rumah kosong," Lendra menjawab pertanyaan pria itu, "dan Hala, ini Papa Tara. Papa kami, pemilik panti." Sambung Lendra, memperkenalkan Papanya.

Hala, yang diperkenalkan hanya bisa memasang senyum kikuknya dan mengangguk pelan. Dia ingin pergi dari situ, namun dia harus berpamitan dulu pada pria yang Lendra panggil 'Pa' tadi. Sayangnya, Lendra malah melanjutkan pembicaraannya tadi.
Hala ingin berpamitan, tapi sungkan untuk memotong pembicaraan mereka lagi.

Entah untung atau sial, tapi pembicaraan mereka terhenti dan disusul dengan pertanyaan Om Tara, "Hala mau mampir? Kamu bisa ganti baju dan makan bersama, pakaian kalian basah, pasti dingin."

"E-eh... ga usah Om, udah mau malem. Hala mending langsung pulang aja." Tolak Hala dengan halus.

"Justru karena hampir malam, nanti kamu kedinginan." Sahut Lendra, mendukung ajakan Om Tara.
Om Lendra juga hanya mengangguk menanggapi kalimat anak lelakinya.

Terpaksa, Hala masuk ke bangunan panti asuhan yang cukup besar itu. Sepertinya penghuninya banyak.
Diam-diam Hala bersyukur, karena dia tidak langsung pulang dan bertemu Ibu tirinya.
Tapi Hala juga takut, bagaimana jika Ayahnya kembali dan mencarinya. Takut juga jika nanti saat dia pulang Ibu tirinya memarahi, dan menghukumnya.



tgoop.com/VOGELFLEIOFC/2210
Create:
Last Update:

#STORYCCRomance, Slice of life, Drama, Comedy
Continuation of www.tgoop.com/VOGELFLEIOFC/2190
cr: @VOGELFLEIOFC
.
.
Ini jahat. Tapi Lendra adalah tuna netra, jadi kalau dia hanya berjalan biasa dan melewatinya, dia tidak akan menyadari kalau dia lewat kan? Tentu, harusnya begitu.

Hala benar-benar hendak berjalan melewati Lendra, sampai sapaan lelaki itu memutus niatnya untuk berjalan lurus.

"Hala? Rumahnya lewat sini?" Tanya Lendra sembari mengubah arah hadapnya, menghadap Hala.
Yang ditanya hanya tersenyum kikuk, dan mengiyakan pertanyaan Lendra.

"Teman barunya Lendra ya?" Suara pria dewasa menyela pembicaraan kedua anak beda gender itu.

"Oh, iya, Pa. Ini Hala. Barusan bertemu di dekat rumah kosong," Lendra menjawab pertanyaan pria itu, "dan Hala, ini Papa Tara. Papa kami, pemilik panti." Sambung Lendra, memperkenalkan Papanya.

Hala, yang diperkenalkan hanya bisa memasang senyum kikuknya dan mengangguk pelan. Dia ingin pergi dari situ, namun dia harus berpamitan dulu pada pria yang Lendra panggil 'Pa' tadi. Sayangnya, Lendra malah melanjutkan pembicaraannya tadi.
Hala ingin berpamitan, tapi sungkan untuk memotong pembicaraan mereka lagi.

Entah untung atau sial, tapi pembicaraan mereka terhenti dan disusul dengan pertanyaan Om Tara, "Hala mau mampir? Kamu bisa ganti baju dan makan bersama, pakaian kalian basah, pasti dingin."

"E-eh... ga usah Om, udah mau malem. Hala mending langsung pulang aja." Tolak Hala dengan halus.

"Justru karena hampir malam, nanti kamu kedinginan." Sahut Lendra, mendukung ajakan Om Tara.
Om Lendra juga hanya mengangguk menanggapi kalimat anak lelakinya.

Terpaksa, Hala masuk ke bangunan panti asuhan yang cukup besar itu. Sepertinya penghuninya banyak.
Diam-diam Hala bersyukur, karena dia tidak langsung pulang dan bertemu Ibu tirinya.
Tapi Hala juga takut, bagaimana jika Ayahnya kembali dan mencarinya. Takut juga jika nanti saat dia pulang Ibu tirinya memarahi, dan menghukumnya.

BY MEMORY / VOGELFLEI


Share with your friend now:
tgoop.com/VOGELFLEIOFC/2210

View MORE
Open in Telegram


Telegram News

Date: |

The group’s featured image is of a Pepe frog yelling, often referred to as the “REEEEEEE” meme. Pepe the Frog was created back in 2005 by Matt Furie and has since become an internet symbol for meme culture and “degen” culture. The channel also called on people to turn out for illegal assemblies and listed the things that participants should bring along with them, showing prior planning was in the works for riots. The messages also incited people to hurl toxic gas bombs at police and MTR stations, he added. Hashtags Polls How to create a business channel on Telegram? (Tutorial)
from us


Telegram MEMORY / VOGELFLEI
FROM American