Perbedaan pendapat dalam Islam
Ada netizen yang komentar sbb:
“Selama berpegang pada Qur'an dan Hadist serta beragama seperti cara sahabat beragama, mudah2an semua tdk ada perbedaan. Tapi kl sdh bermahzab2, pasti akan terus terjadi perbedaan.
Pertanyaannya adlh, kita beragama mengikut imam yg empat atau ikut ajaran Rosul SAW & sahabat..?”
Komentar di atas menunjukkan ketidakpahaman soal mazhab dan kebingungan menyikapi perbedaan pendapat.
Simak yuk sejumlah artikel Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang menjelaskan dengan singkat dan padat persoalan ini:
1. Mazhab itu juga berdasarkan Quran dan Hadits https://nadirhosen.net/kehidupan/ummat/135-mazhab-itu-juga-berdasarkan-qur-an-hadits/
2. Para Sahabat Nabi pun Berbeda Pandangan soal Hukum https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/para-sahabat-nabi-pun-berbeda-pandangan-soal-hukum/
3. Mengapa Ulama Berbeda Pendapat?: https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/108-mengapa-ulama-berbeda-pendapat
4. Dialog Para Imam Mazhab Soal Hadits https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/dialog-para-imam-mazhab-soal-hadits/
5. Hadits Sahih dan Perbedaan Mazhab https://nadirhosen.net/kehidupan/ummat/37-hadis-sahih-dan-perbedaan-mazhab/
6. Menolak Empat Mazhab dan Merasa Paling Benar: Ngaji Kitab Karya Ibnu Rajab Al-Hanbali https://nadirhosen.net/berita/menolak-empat-mazhab-dan-merasa-paling-benar-ngaji-kitab-karya-ibnu-rajab-al-hanbali/
7. Mengenal Kitab Fiqh Perbandingan Mazhab: https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/mengenal-kitab-fiqh-perbandingan-mazhab/
Lebih lengkapnya bisa dibaca dalam buku best seller karya Gus Nadirsyah Hosen, “Ngaji Fikih” yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka (2020)
Sekalian buat yang hendak lanjut ngaji bisa daftar sebagai anggota Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen di laman nadirhosen.net
Semoga bermanfaat dan bisa menjelaskan kesalahpahaman soal mazhab dan perbedaan pendapat dalam Islam.
Tabik,
Khazanah GNH
Ada netizen yang komentar sbb:
“Selama berpegang pada Qur'an dan Hadist serta beragama seperti cara sahabat beragama, mudah2an semua tdk ada perbedaan. Tapi kl sdh bermahzab2, pasti akan terus terjadi perbedaan.
Pertanyaannya adlh, kita beragama mengikut imam yg empat atau ikut ajaran Rosul SAW & sahabat..?”
Komentar di atas menunjukkan ketidakpahaman soal mazhab dan kebingungan menyikapi perbedaan pendapat.
Simak yuk sejumlah artikel Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang menjelaskan dengan singkat dan padat persoalan ini:
1. Mazhab itu juga berdasarkan Quran dan Hadits https://nadirhosen.net/kehidupan/ummat/135-mazhab-itu-juga-berdasarkan-qur-an-hadits/
2. Para Sahabat Nabi pun Berbeda Pandangan soal Hukum https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/para-sahabat-nabi-pun-berbeda-pandangan-soal-hukum/
3. Mengapa Ulama Berbeda Pendapat?: https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/108-mengapa-ulama-berbeda-pendapat
4. Dialog Para Imam Mazhab Soal Hadits https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/dialog-para-imam-mazhab-soal-hadits/
5. Hadits Sahih dan Perbedaan Mazhab https://nadirhosen.net/kehidupan/ummat/37-hadis-sahih-dan-perbedaan-mazhab/
6. Menolak Empat Mazhab dan Merasa Paling Benar: Ngaji Kitab Karya Ibnu Rajab Al-Hanbali https://nadirhosen.net/berita/menolak-empat-mazhab-dan-merasa-paling-benar-ngaji-kitab-karya-ibnu-rajab-al-hanbali/
7. Mengenal Kitab Fiqh Perbandingan Mazhab: https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/mengenal-kitab-fiqh-perbandingan-mazhab/
Lebih lengkapnya bisa dibaca dalam buku best seller karya Gus Nadirsyah Hosen, “Ngaji Fikih” yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka (2020)
Sekalian buat yang hendak lanjut ngaji bisa daftar sebagai anggota Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen di laman nadirhosen.net
Semoga bermanfaat dan bisa menjelaskan kesalahpahaman soal mazhab dan perbedaan pendapat dalam Islam.
Tabik,
Khazanah GNH
https://youtu.be/_jQELkLP7xQ
Gus Nadirsyah Hosen (GNH) menguraikan tafsir surat al-Fath ayat 1 - 6. Diuraikan pula konteks perjanjian hudaibiyah yang melatarbelakangi turunnya surat ini. Pengajian disampaikan saat maulid Nabi dan khataman al-Quran di Melbourne melalui webinar 31 Oktober 2020. Simak yuk 🙏
Tabik,
Khazanah GNH
(Komunitas Santri Khazanah Gus Nadirsyah Hosen)
Register ke nadirhosen.net
Gus Nadirsyah Hosen (GNH) menguraikan tafsir surat al-Fath ayat 1 - 6. Diuraikan pula konteks perjanjian hudaibiyah yang melatarbelakangi turunnya surat ini. Pengajian disampaikan saat maulid Nabi dan khataman al-Quran di Melbourne melalui webinar 31 Oktober 2020. Simak yuk 🙏
Tabik,
Khazanah GNH
(Komunitas Santri Khazanah Gus Nadirsyah Hosen)
Register ke nadirhosen.net
YouTube
Maulid Nabi: Tafsir Surat al-Fath: 1-6
Gus Nadirsyah Hosen (GNH) menguraikan tafsir surat al-Fath ayat 1 - 6. Diuraikan pula konteks perjanjian hudaibiyah yang melatarbelakangi turunnya surat ini. Pengajian disampaikan saat maulid Nabi dan khataman al-Quran di Melbourne melalui webinar 31 Oktober…
https://nadirhosen.net/kehidupan/ummat/penjelasan-soal-karikatur/
Biar gak salah paham. Ini penjelasan tentang karikatur yg diklaim sebagai karikatur Nabi. Semoga kita tidak kena jebakan provokasi recehan yg sengaja memancing emosi kita. Mari kita respon dg mata-hati dan akal yg jernih agar bisa meneladani tuntunan akhlak dan tauladan dari Nabi Muhammad Saw
Biar gak salah paham. Ini penjelasan tentang karikatur yg diklaim sebagai karikatur Nabi. Semoga kita tidak kena jebakan provokasi recehan yg sengaja memancing emosi kita. Mari kita respon dg mata-hati dan akal yg jernih agar bisa meneladani tuntunan akhlak dan tauladan dari Nabi Muhammad Saw
Khazanah GNH
Penjelasan soal karikatur
Karikatur itu “penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.” Jadi, objek yang mau dikarikaturkan itu harus sesuatu yang konkret sehingga meskipun diotak-atik objeknya, orang lain akan tetap mengenali objek tersebut.…
Ada yang bertanya mengenai Surat at-Taubah ayat 65-66 dimana tercantum pihak yang mengolok-olok Allah dan RasulNya, dan Allah menolak maaf mereka, bahkan mereka dinyatakan kafir sesudah beriman. “Tidakkah ini berbeda dengan penjelasan Anda mengenai lemah lembutnya sikap Nabi, Gus?”
Simak yuk jawabannya. Kita simak tafsir surat at-Taubah ayat 65-66 🙏
https://nadirhosen.net/tsaqofah/tafsir/mengolok-allah-dan-rasul-tafsir-surat-at-taubah-ayat-65-66/
Tabik,
Khazanah GNH
(Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen)
Simak yuk jawabannya. Kita simak tafsir surat at-Taubah ayat 65-66 🙏
https://nadirhosen.net/tsaqofah/tafsir/mengolok-allah-dan-rasul-tafsir-surat-at-taubah-ayat-65-66/
Tabik,
Khazanah GNH
(Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen)
Khazanah GNH
Mengolok Allah dan Rasul: Tafsir Surat at-Taubah Ayat 65-66
Ada yang bertanya mengenai Surat at-Taubah ayat 65-66 dimana tercantum pihak yang mengolok-olok Allah dan RasulNya, dan Allah menolak maaf mereka, bahkan mereka dinyatakan kafir sesudah beriman. “Tidakkah ini berbeda dengan penjelasan Anda mengenai lemah…
Saksikan malam ini di BeritaSatu Tv wawancara khusus dengan Gus Nadirsyah Hosen (GNH) tentang perkembangan Islam di level global dan lokal. Tayang malam ini Jum’at 13 November 2020 jam 20.00 via http://www.beritasatu.tv/streaming/
Tabik,
Khazanah GNH
Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen
Tabik,
Khazanah GNH
Komunitas Santri Gus Nadirsyah Hosen
Bagaimana menjaga spiritualitas kita dalam kehidupan sehari-hari?
Simak yuk ceramah Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang selalu bikin mudah pemahaman keislaman praktis kita 🙏
#KhazanahGNH
#CeramahGusNadir
#Islamitumudah
https://youtu.be/k2XhOCGUETA
Simak yuk ceramah Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang selalu bikin mudah pemahaman keislaman praktis kita 🙏
#KhazanahGNH
#CeramahGusNadir
#Islamitumudah
https://youtu.be/k2XhOCGUETA
YouTube
Menjaga spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari (Ceramah Gus Nadir)
Gus Nadirsyah Hosen (GNH) menyampaikan ceramah online di pengajian Ibu-Ibu al-Alim Melbourne dengan tema "Menjaga spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari".
Simak yuk ceramah Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang selalu bikin mudah pemahaman keislaman praktis…
Simak yuk ceramah Gus Nadirsyah Hosen (GNH) yang selalu bikin mudah pemahaman keislaman praktis…
https://youtu.be/NyhVhWsRQog
Selamat Harlah NU ke-95. Sebentar lagi NU memasuki abad keduanya. Apa yang harus dilakukan NU? Simak yuk pandangan Gus Nadir 🙏
#KhazanahGNH
Selamat Harlah NU ke-95. Sebentar lagi NU memasuki abad keduanya. Apa yang harus dilakukan NU? Simak yuk pandangan Gus Nadir 🙏
#KhazanahGNH
YouTube
Gus Nadir tawarkan 3 program konkrit menyongsong Abad Kedua Nahdlatul Ulama
Dalam harlah NU ke-95 (31 Januari 2021) Gus Nadirsyah Hosen (GNH) berpesan untuk warga NU menjaga persatuan dan jangan saling sikut. Tiga tantangan dan harapan memasuki abad kedua NU: 1. Merapikan manajemen dan sistem pendidikan kampus UNU dan pesantren.…
Bismillah...
Kini telah hadir untuk Anda brand
GUS NADIR dengan tiga varian produk:
KEMEJA FULL BATIK
SARUNG FULL BATIK dan
GAMIS
DARI, OLEH DAN UNTUK KOMUNITAS SANTRI. Silahkan pesan melalui website: https://nadirhosen.net/shop/
Varian Kemeja Batik dan Sarung Batik yang hadir untuk Anda ini merupakan full BATIK TULIS asal Madura. Dibuat secara professional oleh tangan para pengrajin handal dengan ketelitian yang sangat apik.
Kemeja Batik dan Sarung Batik Tulis GUS NADIR terbuat dari bahan KATUN PRIMISIMA. Untuk kemeja batik dilengkap dengan 1/2 furing berbahan katun di bagian punggung.
Batik Tulis GUS NADIR menggunakan proses 4x pelorotan untuk menghasilkan kwalitas terbaik.
Satu KEMEJA satu MOTIF
Satu SARUNG satu MOTIF
GAMIS Maaakin Manis
#KhazanahGNH
#KomunitasSantriGusNadirsyahHosen
#GusNadirsyahHosen
#GusNadir
#SantriGusNadir
#Santri
Kini telah hadir untuk Anda brand
GUS NADIR dengan tiga varian produk:
KEMEJA FULL BATIK
SARUNG FULL BATIK dan
GAMIS
DARI, OLEH DAN UNTUK KOMUNITAS SANTRI. Silahkan pesan melalui website: https://nadirhosen.net/shop/
Varian Kemeja Batik dan Sarung Batik yang hadir untuk Anda ini merupakan full BATIK TULIS asal Madura. Dibuat secara professional oleh tangan para pengrajin handal dengan ketelitian yang sangat apik.
Kemeja Batik dan Sarung Batik Tulis GUS NADIR terbuat dari bahan KATUN PRIMISIMA. Untuk kemeja batik dilengkap dengan 1/2 furing berbahan katun di bagian punggung.
Batik Tulis GUS NADIR menggunakan proses 4x pelorotan untuk menghasilkan kwalitas terbaik.
Satu KEMEJA satu MOTIF
Satu SARUNG satu MOTIF
GAMIS Maaakin Manis
#KhazanahGNH
#KomunitasSantriGusNadirsyahHosen
#GusNadirsyahHosen
#GusNadir
#SantriGusNadir
#Santri
Ada yang mau puasa Syawal mulai besok? Buat tambahan bacaan aja nih, ada diskusi asyik tentang puasa Syawal dari mazhab Maliki 🙏
#KhazanahGNH
https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/puasa-syawal-menurut-mazhab-maliki-perspektif-hadis-fiqh-dan-usul-al-fiqh/
#KhazanahGNH
https://nadirhosen.net/tsaqofah/syariah/puasa-syawal-menurut-mazhab-maliki-perspektif-hadis-fiqh-dan-usul-al-fiqh/
Khazanah GNH
Puasa Syawal Menurut Mazhab Maliki (Perspektif Hadis, Fiqh dan Usul al-Fiqh)
Tradisi fiqh itu membuka ruang terjadinya perbedaan pendapat. Saya ingin memberi contoh mengenai puasa 6 hari di bulan Syawal. Mazhab Syafi’i yang dianut secara luas di tanah air menganggap ini puasa sunnah. Saya ingin sodorkan pendapat lain dari Imam Malik…
Hidup ini berjalan antara ikhtiar dan taqdir
Dalam kitab al-Adzkar, Imam Nawawi mencantumkan sebuah riwayat tentang doa yang diajarkan Nabi Muhammad saat kesulitan mencari nafkah:
بِسْمِ اللَّهِ ، عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِينِي ، اللَّهُمَّ رَضِّنِي بِقَضَائِكَ ، وَبَارِكْ لِي فِي قَدَرِكَ ، حَتَّى لا أُحِبَّ تَعْجِيلَ مَا أَخَّرْتَ وَلا تَأْخِيرَ مَا عَجَّلْتَ
“Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, agamaku. Ya Allah jadikanlah aku cinta terhadap ketentuanMu dan berkahilah aku atas apa taqdirMu, sehingga aku tidak mengharap untuk menyegerakan apa yang Engkau lambatkan, dan melambatkan apa yang Engkau segerakan.”
Saat kita berikhtiar mencari nafkah, kita berada di tengah antara ikhtiar dan taqdir. Doa ini mengajarkan makna ketulusan yang luar biasa terhadap taqdir kita.
Kita diajarkan berdoa agar mencintai ketentuan Allah dan memohon keberkahan dari taqdir ilahi.
Sehingga timbul kepercayaan pada diri kita bahwa ikhtiar kita akan bersesuaian dengan taqdir. Sehingga kita melanjutkan doa lanjutannya, yaitu agar kita percaya sepenuhnya pada timing atau ketentuan waktu dikabulkannya doa kita. Kita tidak ingin taqdir kita dipercepat atau diperlambat. Semuanya kita mintakan berjalan sesuai dengan kehendakNya. Karena kita percaya bahwa Allah jauh lebih paham kapan sejatinya doa kita itu bakal dikabulkan.
Mari kita amalkan doa di atas.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Dalam kitab al-Adzkar, Imam Nawawi mencantumkan sebuah riwayat tentang doa yang diajarkan Nabi Muhammad saat kesulitan mencari nafkah:
بِسْمِ اللَّهِ ، عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِينِي ، اللَّهُمَّ رَضِّنِي بِقَضَائِكَ ، وَبَارِكْ لِي فِي قَدَرِكَ ، حَتَّى لا أُحِبَّ تَعْجِيلَ مَا أَخَّرْتَ وَلا تَأْخِيرَ مَا عَجَّلْتَ
“Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, agamaku. Ya Allah jadikanlah aku cinta terhadap ketentuanMu dan berkahilah aku atas apa taqdirMu, sehingga aku tidak mengharap untuk menyegerakan apa yang Engkau lambatkan, dan melambatkan apa yang Engkau segerakan.”
Saat kita berikhtiar mencari nafkah, kita berada di tengah antara ikhtiar dan taqdir. Doa ini mengajarkan makna ketulusan yang luar biasa terhadap taqdir kita.
Kita diajarkan berdoa agar mencintai ketentuan Allah dan memohon keberkahan dari taqdir ilahi.
Sehingga timbul kepercayaan pada diri kita bahwa ikhtiar kita akan bersesuaian dengan taqdir. Sehingga kita melanjutkan doa lanjutannya, yaitu agar kita percaya sepenuhnya pada timing atau ketentuan waktu dikabulkannya doa kita. Kita tidak ingin taqdir kita dipercepat atau diperlambat. Semuanya kita mintakan berjalan sesuai dengan kehendakNya. Karena kita percaya bahwa Allah jauh lebih paham kapan sejatinya doa kita itu bakal dikabulkan.
Mari kita amalkan doa di atas.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Membumikan Pesan Langit
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama di Australia – Selandia Baru
Melintas. Pada mulanya, setiap kita, tanpa terkecuali, terkukung pada diri, entah itu berupa ego, lokasi, maupun wawasan. Untuk itu kita butuh melintas, keluar dari penjara diri dari apa yang kita miliki. Nabi Muhammad melintas lebih dari sekali. Diawali dengan melintas dunia fisik dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Dilanjutkan dengan melintas dunia spiritual menuju ke Sidratul Muntaha. Diakhiri dengan melintas kembali ke bumi.
Pada lintasan pertama, Nabi melakukan napak tilas perjalanan para utusan Tuhan sebelum beliau. Bukankah setiap diri perlu mengenal akar hakikatnya agar batang pohon kehidupan kita bisa kokoh dan berbuah manis? Diriwayatkan bagaimana Nabi Muhammad menjadi imam shalat para Nabi sebelumnya. Ini menjadi penguat posisi beliau sebagai Nabi terakhir.
Lintasan pertama ini juga mengokohkan gejolak hati Nabi Muhammad. Sebelum peristiwa Isra Mi’raj ini Nabi mengalami kesedihan luar biasa. Pamannya, Abu Thalib, wafat. Istrinya, Siti Khadijah, juga wafat. Abu Thalib selaku kepala suku Quraisy berperan memberikan jaminan keamanan. Sang Istri, sebagai pebisnis sukses, memberikan jaminan sosial. Wafatnya kedua tokoh terdekat beliau telah menggoyahkan jaminan sosial keamanan dakwah Sang Nabi.
Lintasan pertama ini mengajarkan pada Nabi bahwa beliau tidak pernah berjalan sendirian (You’ll Never Walk Alone). Beliau berdakwah di atas pondasi yang telah dibangun oleh para pendahulunya. Begitulah seorang pemimpin itu –menyadari bahwa apa yang dikerjakannya merupakan sambungan dari jejak pemimpin sebelumnya. Jangan sampai ketika sukses seorang pemimpin menepuk dada; tapi jikalau gagal yang disalahkan adalah beban kerja yang diwarisi dari pemimpin sebelumnya.
Pada lintasan kedua, dimensi spiritual memberi pelajaran bertingkat dari langit pertama menuju langit ketujuh. Seorang pecinta Tuhan harus menempuh laku spiritual secara bertahap.
Banyak yang gagal atau berhenti di tingkatan pertama karena keburu terpesona dengan berbagai keajaiban yang diberikan. Ketika ghaib direduksi menjadi semata hal ajaib, maka tak lagi beda antara seorang salik (penempuh jalan spiritual) dengan seorang dukun. Itu sebabnya banyak masyarakat yang tertipu dan gagal membedakan keduanya.
Pada lintasan kedua, di setiap pintu langit ada Nabi tertentu yang duduk di sana. Semua ini bekal Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha menemui Allah, sebuah stasiun spiritual yang malaikat Jibril pun tak berani melintasinya.
Dalam riwayat shahih dikisahkan betapa Nabi Muhammad bolak-balik melakukan negosiasi jumlah bilangan shalat atas usulan Nabi Musa. Kasih sayang Allah itu berupa perintahNya bisa dinegosiasi sampai akhirnya Nabi malu dan berhenti di angka lima waktu shalat. Kalau Allah saja mau bernegosiasi, bagaimana dengan para pemimpin di dunia yang ngotot sampai rela berkonflik atau perang?
Setelah bertemu dan menerima perintah Allah, kemudian apa lagi? Bukankah puncak pertemuan telah terjadi? Namun ternyata lintasan ketiga menjadi sangat krusial. Nabi diminta kembali ke bumi melanjutkan dakwah menebar Islam yang rahmatan lil alamin.
Banyak salik yang hanya mendambakan perjumpaan dengan Allah, tapi kepuasan spiritual semacam ini hanya bermanfaat buat dirinya semata.
Nabi Muhammad justru diperintah kembali ke bumi melanjutkan misi beliau. Isra Mi’raj bukan sekadar melangitkan diri dengan melintasi ruang dan waktu, tapi jauh lebih penting lagi, yaitu membumikan pesan langit. Sudahkah kita mengambil hikmahnya agar turut melintas keluar dari penjara diri?
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama di Australia – Selandia Baru
Melintas. Pada mulanya, setiap kita, tanpa terkecuali, terkukung pada diri, entah itu berupa ego, lokasi, maupun wawasan. Untuk itu kita butuh melintas, keluar dari penjara diri dari apa yang kita miliki. Nabi Muhammad melintas lebih dari sekali. Diawali dengan melintas dunia fisik dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Dilanjutkan dengan melintas dunia spiritual menuju ke Sidratul Muntaha. Diakhiri dengan melintas kembali ke bumi.
Pada lintasan pertama, Nabi melakukan napak tilas perjalanan para utusan Tuhan sebelum beliau. Bukankah setiap diri perlu mengenal akar hakikatnya agar batang pohon kehidupan kita bisa kokoh dan berbuah manis? Diriwayatkan bagaimana Nabi Muhammad menjadi imam shalat para Nabi sebelumnya. Ini menjadi penguat posisi beliau sebagai Nabi terakhir.
Lintasan pertama ini juga mengokohkan gejolak hati Nabi Muhammad. Sebelum peristiwa Isra Mi’raj ini Nabi mengalami kesedihan luar biasa. Pamannya, Abu Thalib, wafat. Istrinya, Siti Khadijah, juga wafat. Abu Thalib selaku kepala suku Quraisy berperan memberikan jaminan keamanan. Sang Istri, sebagai pebisnis sukses, memberikan jaminan sosial. Wafatnya kedua tokoh terdekat beliau telah menggoyahkan jaminan sosial keamanan dakwah Sang Nabi.
Lintasan pertama ini mengajarkan pada Nabi bahwa beliau tidak pernah berjalan sendirian (You’ll Never Walk Alone). Beliau berdakwah di atas pondasi yang telah dibangun oleh para pendahulunya. Begitulah seorang pemimpin itu –menyadari bahwa apa yang dikerjakannya merupakan sambungan dari jejak pemimpin sebelumnya. Jangan sampai ketika sukses seorang pemimpin menepuk dada; tapi jikalau gagal yang disalahkan adalah beban kerja yang diwarisi dari pemimpin sebelumnya.
Pada lintasan kedua, dimensi spiritual memberi pelajaran bertingkat dari langit pertama menuju langit ketujuh. Seorang pecinta Tuhan harus menempuh laku spiritual secara bertahap.
Banyak yang gagal atau berhenti di tingkatan pertama karena keburu terpesona dengan berbagai keajaiban yang diberikan. Ketika ghaib direduksi menjadi semata hal ajaib, maka tak lagi beda antara seorang salik (penempuh jalan spiritual) dengan seorang dukun. Itu sebabnya banyak masyarakat yang tertipu dan gagal membedakan keduanya.
Pada lintasan kedua, di setiap pintu langit ada Nabi tertentu yang duduk di sana. Semua ini bekal Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha menemui Allah, sebuah stasiun spiritual yang malaikat Jibril pun tak berani melintasinya.
Dalam riwayat shahih dikisahkan betapa Nabi Muhammad bolak-balik melakukan negosiasi jumlah bilangan shalat atas usulan Nabi Musa. Kasih sayang Allah itu berupa perintahNya bisa dinegosiasi sampai akhirnya Nabi malu dan berhenti di angka lima waktu shalat. Kalau Allah saja mau bernegosiasi, bagaimana dengan para pemimpin di dunia yang ngotot sampai rela berkonflik atau perang?
Setelah bertemu dan menerima perintah Allah, kemudian apa lagi? Bukankah puncak pertemuan telah terjadi? Namun ternyata lintasan ketiga menjadi sangat krusial. Nabi diminta kembali ke bumi melanjutkan dakwah menebar Islam yang rahmatan lil alamin.
Banyak salik yang hanya mendambakan perjumpaan dengan Allah, tapi kepuasan spiritual semacam ini hanya bermanfaat buat dirinya semata.
Nabi Muhammad justru diperintah kembali ke bumi melanjutkan misi beliau. Isra Mi’raj bukan sekadar melangitkan diri dengan melintasi ruang dan waktu, tapi jauh lebih penting lagi, yaitu membumikan pesan langit. Sudahkah kita mengambil hikmahnya agar turut melintas keluar dari penjara diri?