tgoop.com/GusNadir/508
Last Update:
Hidup ini berjalan antara ikhtiar dan taqdir
Dalam kitab al-Adzkar, Imam Nawawi mencantumkan sebuah riwayat tentang doa yang diajarkan Nabi Muhammad saat kesulitan mencari nafkah:
بِسْمِ اللَّهِ ، عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِينِي ، اللَّهُمَّ رَضِّنِي بِقَضَائِكَ ، وَبَارِكْ لِي فِي قَدَرِكَ ، حَتَّى لا أُحِبَّ تَعْجِيلَ مَا أَخَّرْتَ وَلا تَأْخِيرَ مَا عَجَّلْتَ
“Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, agamaku. Ya Allah jadikanlah aku cinta terhadap ketentuanMu dan berkahilah aku atas apa taqdirMu, sehingga aku tidak mengharap untuk menyegerakan apa yang Engkau lambatkan, dan melambatkan apa yang Engkau segerakan.”
Saat kita berikhtiar mencari nafkah, kita berada di tengah antara ikhtiar dan taqdir. Doa ini mengajarkan makna ketulusan yang luar biasa terhadap taqdir kita.
Kita diajarkan berdoa agar mencintai ketentuan Allah dan memohon keberkahan dari taqdir ilahi.
Sehingga timbul kepercayaan pada diri kita bahwa ikhtiar kita akan bersesuaian dengan taqdir. Sehingga kita melanjutkan doa lanjutannya, yaitu agar kita percaya sepenuhnya pada timing atau ketentuan waktu dikabulkannya doa kita. Kita tidak ingin taqdir kita dipercepat atau diperlambat. Semuanya kita mintakan berjalan sesuai dengan kehendakNya. Karena kita percaya bahwa Allah jauh lebih paham kapan sejatinya doa kita itu bakal dikabulkan.
Mari kita amalkan doa di atas.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
BY Khazanah GNH
Share with your friend now:
tgoop.com/GusNadir/508